Menurut keterangan salah seorang warga Singkil, Syamsuddin
Angkat, S.Pd, Ahad, 15 Maret 2015, di
samping makam Abdul Rajak, ada empat unit makam tua lainnya.
“Namun yang batu nisannya berukir
kaligrafi bahasa Arab bergaya kufi dan bisa dibaca, hanya di batu nisan Abdul
Raja saja,” ujar Syamsuddin.
Penemuan
batu nisan ini, ungkap Syamsuddin Angkat, S. Pd yang juga guru sejarah pada
SMKN 1 Singkil Utara, merupakan salah satu data arkeologis yang berkenaan
dengan keberadaan komunitas muslim di kawasan Singkil.
Ukiran kaligrafi di batu nisan makam
menunjukkan, di Singkil telah berdomisili orang-orang yang berasal dari
Arab. Bisa dikatakan, Islam telah
berkembang di Singkil sebelum tahun 1213 Hijriah.
Sementara itu, warga lainnya, Aftar menjelaskan, adanya penemuan prasasti batu
nisan yang bertarikh 1213 Hijriah atau 1798, mengungkapkan bahwa Singkil
termasuk kota tua di Aceh dan kebudayaan Islam telah berkembang di Singkil.
“Prasasti ini bernilai tinggi untuk
mengungkap bahwa kebudayaan Islam atau islamisasi telah berkembang di Singkil
pada abad ke- 7,” tegas Aftar.
Seorang peneliti sejarah dari masyarakat
pecinta sejarah (Mapesa) Aceh, Muhajir Ibnu Marzuki, saat dikonfirmasi
mengatakan, penemuan makam tua bersama batu nisannya, tergolong penemuan yang
luar biasa.
“Dengan adanya penemuan batu nisan ini,
jejak-jejak Islam di Singkil sedikit demi sedikit mulai terkuak sehingga keberadaan
Islam di Singkil tidak diragukan lagi,” ucap Muhajir.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar